1 | Miliarder melihat uang dengan logika, sedangkan orang biasa melihat uang dengan emosi. | |||||||
2 | Miliarder tahu cara menyimpan uang lalu menghasilkan lebih, sedangkan orang biasa hanya tahu menyimpan uang. | |||||||
3 | Miliarder punya target yang spesifik sedangkan orang biasa hanya bermimpi menjadi Miliarder. | |||||||
4 | Miliarder berusaha menaikkan pencapaiannya, sedangkan orang biasa sudah terlena. | |||||||
5 | Miliarder berusaha mengantisipasi bencana keuangan jauh-jauh hari, sedangkan orang biasa tidak menyadari bencana keuangan dapat datang kapanpun. | |||||||
6 | Miliarder merasa harus sukses dengan uang, sedangkan orang biasa merasa sukses dengan uang. | |||||||
7 | Miliarder menggunakan anggaran keuangan sebagai pedoman penting, sedangkan orang biasa meremehkan anggaran. | |||||||
8 | Miliarder menabung dengan menentukan jumlah dan langsung memotongnya, sedangkan orang biasa menyisihkan sebagian penghasilan (itu juga kalau ada yang dapat disisihkan). | |||||||
9 | Miliarder punya banyak rekening, sedangkan orang biasa hanya punya satu rekening. | |||||||
10 | Miliarder memiliki tabungan dan investasi untuk jangka waktu yang bervariasi, sedangkan orang biasa menabung untuk jangka waktu yang tidak pasti. | |||||||
11 | Miliarder mengedepankan komitmennya akan uang, sedangkan orang biasa terjebak ‘godaan-godaan’ keuangan. | |||||||
12 | Miliarder memiliki skala prioritas, sedangkan orang biasa terjebak dengan mimpi yang besar (tanpa mulai melangkah). | |||||||
13 | Miliarder mengecek kesehatan keuangan secara berkala, sedangkan orang biasa tidak pernah tahu kesehatan keuangannya. | |||||||
14 | Miliarder mampu menahan keinginannya, sedangkan orang biasa mudah terpancing. | |||||||
15 | Miliarder selalu memiliki perencanaan keuangan, sedangkan orang biasa malas merencanakan keuangan. | |||||||
16 | Miliarder selalau ingin menjadi juara, sedangkan orang biasa senang menjadi korban. | |||||||
17 | Miliarder berbagi tanpa batasan, sedangkan orang biasa berpikir panjang untuk berbagi. | |||||||
18 | Miliarder membelanjakan uangnya dengan perhitungan, sedangkan orang biasa membelanjakan uang sesuka hati. | |||||||
19 | Miliarder mempertimbangkan fungsi saat hendak membelanjakan uangnya, sedangkan orang biasa mengikuti yang lagi trend. | |||||||
20 | Miliarder rela membayar saran-saran finansial, sedangkan orang biasa mengabaikan saran-saran finansial. | |||||||
21 | Miliarder yakin kekayaan didapat dengan mengelola keuangan dan investasi, sedangkan orang biasa yakin kaya dengan menyimpan di tabungan. | |||||||
22 | Miliarder sadar televisi berpengaruh terhadap kecenderungan berbelanja, sedangkan orang biasa tak sadar pengaruh televisi dengan kecenderungan berbelanja. | |||||||
23 | Miliarder memberikan hadiah dengan buatan sendiri, sedangkan orang biasa memberi hadiah dengan membeli. | |||||||
24 | Miliarder menjamu kawan-kawan di rumah, sedangkan orang biasa menjamu kawan-kawan dengan makan di luar. | |||||||
25 | Miliarder senang dengan perbandingan harga, sedangkan orang biasa nyaman dengan satu toko pilihan. | |||||||
26 | Miliarder memperlambat kerusakan barang miliknya, sedangkan orang biasa cenderung membiarkan barang miliknya rusak. | |||||||
27 | Miliarder berhemat sembari menjaga kesehatan, sedangkan orang biasa berhemat dengan membiarkan kesehatan. | |||||||
28 | Miliarder terbiasa menghindari kebocoran, sedangkan orang biasa menambal kebocoran. | |||||||
29 | Miliarder memanfaatkan keuntungan finansial dari satatusnya saat menjadi karyawan, sedangkan orang biasa justru mengabaikan keuntungan finansial saat menjadi karyawan. | |||||||
30 | Miliarder sadar banyak manfaat secara finansial ketika berhenti merokok, sedangkan orang biasa meremehkan dampak negatif merokok dari sisi keuangan. | |||||||
31 | Miliarder berani memulai bisnis, sedangkan orang biasa ragu memulai bisnis. | |||||||
32 | Miliarder membagi pos-pos keuangan, sedangkan orang biasa menyatukannya (dan kacau balau). | |||||||
33 | Miliarder menentukan pos-pos sejak awal berbisnis, sedangkan orang biasa mengabaikannya. | |||||||
34 | Miliarder teguh pada komitmen keuangan, sedangkan orang biasa mudan melanggar komitmen keuangan yang sudah dibuat. | |||||||
35 | Miliarder percaya setiap saran bernilai mahal, sedangkan orang biasa memandang saran sebagai angin lalu. | |||||||
36 | Miliarder berpikir menyeluruh, sedangkan orang biasa hanya memikirkan keuntungannya. | |||||||
37 | Miliarder berbisnis jika benar-benar memahami, sedangkan orang biasa berbisnis berdasarkan perasaan (feeling). | |||||||
38 | Miliarder memanfaatkan utang, sedangkan orang biasa takut dengan utang. | |||||||
39 | Miliarder tahu caranya mengelola uang, sedangkan orang biasa hanya sekedar tahu (dan belum tentu benar). | |||||||
40 | Miliarder punya anggaran untuk membesarkan koneksi, sedangkan orang biasa tidak memilikinya. | |||||||
41 | Miliarder menggunakan uangnya untuk belajar mencari pengalaman, sedangkan orang biasa mengeluarkan uang untuk belajar formal. | |||||||
42 | Miliarder bersahabat dengan kesalahan, sedangkan orang biasa menghindari dan memusuhi kesalahan. | |||||||
43 | Miliarder sebisa mungkin tidak mengeluarkan biaya jasa, sedangkan orang biasa cenderung meremehkan biaya jasa. | |||||||
44 | Miliarder berlibur dengan perencanaan, sedangkan orang biasa berlibur tanpa perencanaan. | |||||||
45 | Miliarder membeli rumah, mobil sesuai dengan kebutuhan, sedangkan orang biasa membeli untuk mendapat pengakuan. | |||||||
46 | Miliarder punya target yang jelas untuk dicapai, sedangkan orang biasa tidak memiliki target. | |||||||
47 | Miliarder memahami nilai uang, sedangkan orang biasa tidak memahaminya. | |||||||
48 | Miliarder memberi untuk menerima, sedangkan orang biasa ingin terus menerima. | |||||||
49 | Miliarder memberikan yang dibutuhkan, sedangkan orang biasa memberikan yang diminta. | |||||||
50 | Miliarder khawatir tanggung jawab sosialnya berkurang, sedangkan orang biasa khawatir kekayaannya berkurang. | |||||||
51 | Miliarder menggunakan uang sebagai nilai tambah, sedangkan orang biasa menggunakan uang sebagai alat tukar. | |||||||
52 | Miliarder mencari keberuntungan, sedangkan orang biasa menunggu keberuntungan. | |||||||
53 | Miliarder mengutamakan pentingnya asset, sedangkan orang biasa melupakan pentingnya asset. | |||||||
54 | Miliarder mendapatkan uang dari hobi, sedangkan orang biasa mengeluarkan uang demi hobi. | |||||||
55 | Miliarder mendapatkan uang dari bidang yang mereka minati, sedangkan orang biasa mendapatkan uang diluar bidang yang mereka minati. | |||||||
56 | Miliarder punya mindset akan menjadi seorang yang kaya raya, sedangkan orang biasa mindsetnya ingin menjadi kaya. | |||||||
57 | Miliarder tak mau hidupnya rumit tanpa rencana keuangan, sedangkan orang biasa memandang rencana keuangan membuat hidup menjadi rumit. | |||||||
58 | Miliarder memeriksa kembali semuanya sedangkan orang biasa tidak terbiasa melakukan pemeriksaan. | |||||||
59 | Miliarder senantiasa mempertanyakan tujuan penggunaan uang, sedangkan orang biasa tak banyak mempertanyakan penggunaan uang. | |||||||
60 | Miliarder berusaha tidak terjatuh, sedangkan orang biasa sering membiasakan dirinya terjatuh. | |||||||
61 | Miliarder selalu menuntaskan kebutuhan pribadinya, sedangkan orang biasa tak cepat menuntaskan kebutuhan pribadinya. | |||||||
62 | Miliarder cepat membuat keputusan terpenting karena cepat belajar, sedangkan orang biasa lambat membuat keputusan penting karena tak paham. | |||||||
63 | Miliarder memandang karyawan sebagai asset terbesar, sedangkan orang biasa memandang barang sebagai asset terbesar. | |||||||
64 | Miliarder membayar demi keaslian, sedangkan orang biasa mengakali keaslian. | |||||||
65 | Miliarder menggalang dana untuk mewujudkan idenya, sedangkan orang biasa justru mengeluarkan dana untuk mewujudkan idenya. | |||||||
66 | Miliarder merumuskan dan menganalisis perencanaan keuangan secara detail, sedangkan orang biasa sekedar merumuskan perencanaan keuangan. | |||||||
67 | Miliarder menginvestasikan uangnya untuk sumber daya manusia, sedangkan orang biasa menginvestasikan uangnya untuk peralatan. | |||||||
68 | Miliarder mementingkan langkah besar, sedangkan orang biasa mementingkan modal besar. | |||||||
69 | Miliarder mengorbankan Rp 10 untuk mendapatkan keuntungan, sedangkan orang biasa mengorbankan Rp 100 untuk mendapatkan keuntungan. | |||||||
70 | Miliarder berani berinvestasi dengan prinsip faktor pengali, sedangkan orang biasa berinvestasi demi sekali keuntungan. | |||||||
71 | Miliarder menjual produk impian, sedangkan orang biasa menjual produk biasa. | |||||||
72 | Miliarder tertantang menyelami investasi, sedangkan orang biasa memandang investasi itu rumit. | |||||||
73 | Miliarder berani mengambil keputusan sendiri, sedangkan orang biasa bergantung pada orang lain. | |||||||
74 | Miliarder memiliki watak temperamen yang tepat, sedangkan orang biasa cenderung labil. | |||||||
75 | Miliarder berpikir 10 tahun ke depan, sedangkan orang biasa berpikri 10 menit ke depan. | |||||||
76 | Miliarder membeli bisnisnya, sedangkan orang biasa membeli lembaran sahamnya. | |||||||
77 | Miliarder cenderung percaya peluang investasi ada di perusahaan berteknologi rendah, sedangkan orang biasa percaya peluang investasi ada di perusahaan berteknologi tinggi. | |||||||
78 | Miliarder tekankan kualitas dalam menanam saham, sedangkan orang biasa tekankan kuantitas dalam menanam saham. | |||||||
79 | Miliarder mengalir dengan apa yang diyakininya, sedangkan orang biasa terjebak fluktuasi. | |||||||
80 | Miliarder percaya berdasarkan fakta-fakta, sedangkan orang biasa terbuai janji manis. | |||||||
81 | Miliarder berpikir secara independen, sedangkan orang biasa berpikir atas dasar popularitas. | |||||||
82 | Miliarder berada di jalur kompetensinya, sedangkan orang biasa gampang tergoda hal-hal baru. | |||||||
83 | Miliarder percaya pada intuisi, sedangkan orang biasa percaya ramalan. | |||||||
84 | Miliarder berani melawan arus, sedangkan orang biasa mengacu sentiment yang sedang berkembang. | |||||||
85 | Miliarder memandang dirinya mesin bertenaga kuda dalam berinvestasi, sedangkan orang biasa memandang dirinya sebagai manusia biasa dalam berinvestasi. | |||||||
86 | Miliarder benar-benar menjadi andal, sedangkan orang biasa merasa sudah andal. | |||||||
87 | Miliarder menentukan instrumen, sedangkan orang biasa mencari instrumen. | |||||||
88 | Miliarder fokus pada hal kecil, sedangkan orang biasa terpaku pada hal besar. | |||||||
89 | Miliarder tergoda properti karena menjajikan, sedangkan orang biasa tergoda properti karena tampak sederhana. | |||||||
90 | Miliarder menghindari berutang untuk berinvestasi, sedangkan orang biasa sering berutang untuk berinvestasi. | |||||||
91 | Miliarder memandang dana darurat hanya untuk kondisi darurat, sedangkan orang biasa memandang dana darurat sebagai cadangan. | |||||||
92 | Miliarder tenggelam dalam permainan, sedangkan orang biasa orang biasa cepat lelah dalam permainan. | |||||||
93 | Miliarder berusaha terhindar dari kebangkrutan mendadak, sedangkan orang biasa sudah takut terlebih dahulu dengan kerugian sesaat. | |||||||
94 | Miliarder ingin memberi reward yang tepat, sedangkan orang biasa ingin memberi reward yang besar. | |||||||
95 | Miliarder cepat mengambil momentum, sedangkan orang biasa telalu lama menimbang-nimbang. | |||||||
96 | Miliarder rela hartanya berkurang demi memenuhi janji, sedangkan orang biasa menyembunyikan uang demi menunda janji. | |||||||
97 | Miliarder rela mengeluarkan banyak demi hasil fantastis, sedangkan orang biasa mengeluarkan sedikit demi hasil fantastis. | |||||||
98 | Miliarder percaya ide menghasilkan uang, sedangkan orang biasa meyakini tenaga menghasilkan uang. | |||||||
99 | Miliarder mampu mengelola keterpurukan, sedangkan orang biasa bersembunyi di balik keterpurukan. |